Sabtu, 04 Desember 2010

REMAJA,NARKOBA DAN AIDS

Masa remaja merupakan masa transisi yang harus diwaspadai setiap remaja dan orangtua. Sebab pada masa itu remaja sangat rentan dengan berbagai hal, termasuk hal kesehatan reproduksinya.
Melihat perkembangan saat ini dimana terjadi peningkatan pemakaian narkoba dan penderita HIV/AIDS di kalangan remaja, membuat MAP Internasional dan Yayasan Soposurung (Yasop) Balige berupaya melakukan tindakan preventif melalui edukasi terkait hal tersebut melalui seminar di tingkat SLTA.
Sebanyak 450 pelajar dari delapan (8) SLTA di lingkungan Soposurung Balige dengan antusias mengikuti Seminar Kesehatan Reproduksi (Kespro) Remaja, HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba, di Aula Yasop Balige, Sabtu (27/11) guna mencerdaskan dan menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya Narkoba dan HIV/AIDS. Hal tersebut dikemukakan Elvi S Siahaan, Ketua Yayasan MAP Internasional bersama Kepala Asrama Yayasan Soposurung, Halasan Sitorus.
"Kita prihatin dengan peningkatan yang signifikan pemakai Narkoba di kalangan pelajar dan juga penderita HIV/AIDS. Karena itu, kita harus melakukan tindakan preventif kepada kaum remaja, sebelum terlambat," tegas Elvi sambil menyebutkan ada tiga orang pembicara yakni Suparlan Lingga SKM, Dameria Tarigan SKM dan Wilda Sihombing SKM yang didapuk sebagai nara sumber dalam seminar ini.
Dipaparkannya, masa remaja sebagai tahapan penting dalam pertumbuhan manusia dimana pada masa ini terjadi peralihan (masa transisi) perkembangan fisik, mental, dan sosial dari fase anak-anak ke fase orang dewasa. Perubahan fisik dan perilaku usia remaja yang relatif drastis ini sangat rentan terhadap resiko Kesehatan Reproduksi (Kespro) terutama Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti HIV/AIDS.
Apalagi pada waktu ini, kaum remaja cenderung senang mencoba hal baru (berpetualang) yang dipersepsikannya sebagai kebebasan orang dewasa. Termasuk dalam hal seks bebas dan menggunakan narkoba. Perilaku seperti ini tentu sangat berdampak buruk bagi kesehatan dan masa depan remaja sehingga harus dicegah sejak dini.
Pihaknya memperkirakan lebih dari 3.000 pelajar yang menuntut ilmu di lingkungan Soposurung dari tingkat SLTP dan SLTA. Karenanya, edukasi tentang bahaya narkoba dan HIV Aids di daerah pendidikan Kabupaten Tobasa yang berpusat di Soposurung sangat diperlukan. Itu sebagaimana juga diungkapkan salah seorang guru yang turut hadir dalam seminar itu. Seringkali Kespro ini enggan untuk dibicarakan baik oleh orang tua maupun para pendidik, padahal para remaja memerlukan pendampingan agar mereka mendapat informasi yang mereka perlukan agar terhindar dari PMS seperti HIV/AIDS.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi remaja (terutama pelajar SMU) yang melakukan seks bebas (pra-nikah) meningkat tajam setiap tahunnya. Depkes mencatat sekitar 700 ribu kasus aborsi terjadi pada remaja setiap tahun. Sementara hingga awal tahun 2010, dilaporkan bahwa dari 1.933 penderita HIV /AIDS di Sumut (130.000 penderita di seluruh Indonesia), usia terbanyak antara usia 20-29 tahun. Sementara dari data BNN sekitar 70 persen kasus penyalahgunaan narkoba berusia 15-19 tahun. Jumlah ini terus meningkat karena kecenderungan gaya hidup yang kurang sehat, pergaulan bebas, dampak lain kemajuan teknologi informasi, kemiskinan, dan degradasi moral.
Berbagai fakta ini menunjukkan bahwa masalah kespro dan penyalahgunaan narkoba pada remaja persoalan ini sangat serius dan mendesak untuk ditangani. Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan masa mendatang di tengah era kompetisi global. Untuk itu dibutuhkan keterlibatan seluruh stake holder (pemangku kepentingan terkait) dalam memberikan edukasi yang tepat bagi remaja terutama usia sekolah agar bisa memahami kesehatan reproduksi dan narkoba secara komprehensif sehingga terhindar dari berbagai resiko dan dampak buruk yang bisa berakibat fatal.
Edukasi sejak Dini
Kegiatan seminar mensosialisasikan bahaya narkoba dan HIV/AIDS ini menurut Halasan sangat krusial dan harus dilakukan sejak dini. Peserta perlu memahami tentang siklus Kespro remaja dan resikonya sejak dini agar mampu mengenali rantai penularan dan gejala PMS terutama HIV/AIDS. Peserta juga diharapkan mampu mengenali berbagai jenis narkoba dan memahami dampak buruk penyalahgunaan narkoba.
"Pelajar harus disadarkan bahwa perilaku sehat merupakan investasi jangka panjang bagi terciptanya generasi yang sehat dan berprestasi. Kegiatan seminar ini kiranya dapat bermanfaat mencegah keterlibatan remaja pada narkoba dan HIV/AIDS," tegas Halasan Sitorus.
Ketiga pembicara mengakhiri kegiatan dengan mengingatkan seluruh peserta untuk meneruskan informasi yang mereka sampaikan kepada remaja lainnya yang mungkin tidak hadir dalam pertemuan tersebut. " Jangan biarkan diri kalian dan teman-teman kalian jadi korban. Setiap orang lahir dengan tujuan baik, karena itu hargailah dirimu, Say No to Drugs and Free Sex," tegas ketiga pembicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar